Senin, 27 September 2021 - 13:14 WIB
Artikel.news, Makassar-- Walaupun masih kecil-kecil murid SD Inpres Hartaco Makassar sudah berani berikrar untuk memajukan budaya bangsa.
Budaya bangsa yang dimaksud adalah melalui pencak silat yang merupakan warisan budaya bangsa dan sudah mengharumkan nama negara karena telah dipertandingkan di level internasional.
Murid SD Inpres Hartaco Makassar yang mengikuti latihan bersama Perguruan Tapak Suci cabang 37 Parangtambung adalah :
1. Putri Alifah Ikhsan Adjid. Kelas VI-B
2. Zhafran Alaric Ikhsan Adjid. Kelas II.B
3. Muh. Alif Resky Ramadhan. Kelas VI-A
Ketika ditemui bersama pelatihnya, Hermanto, S.E., Minggu (26/9/2021) usai tampil mengisi acara ulang tahun Komunitas Anak Pelangi, ketiganya sangat suka ikut latihan silat karena menurut mereka silat itu sangat indah gerakannya.
“Indah ki gerakannya Om!, baru na bilang kakak pelatih, pencak silat ini warisan nenek moyang bede,” ujarnya polos.
Apalagi, lanjut mereka polos, selama belajar lewat daring, belajar di rumah jadi membosankan. Untungnya, menurut mereka, ada latihan pencak silat sehingga bisa mengisi kejenuhan usai belajar daring.
Menyambung mereka, pelatih silatnya mengatakan antusias belajar silat bagi siswa SD, SMP sangat besar karena dimasa pandemi mereka hanya belajar di rumah saja dan dengan adanya latihan silat ini, kejenuhan mereka terobati.
“Saat ini kami membina 40 orang murid yang tersebar di seluruh sekolah di Parangtambung. Tapi tadi kebetulan yang tampil siswa-siswa dari SD Inpres Hartaco, SMPN 27 dan SMPN 18 Makassar dan kesemuanya sepakat akan terus aktif berlatih silat,” jelasnya.
“Saya juga sering menekankan bahwa pencak silat ini adalah bela diri asli budaya bangsa Indonesia, ini tujuannya agar mereka merasa bangga memakai baju dan ikut latihan silat. Bahkan saya menceritakan bahwa dengan silat ini yang dipadukan dengan senjata bambu runcing, nenek moyang kita berhasil mengusir penjajah dari negeri kita,” tambahnya.
“Ini yang membuat mereka semangat dan tumbuh jiwa patriotisme,” tutupnya.
Laporan | : | Wahyu ilahi |
Editor | : | Ruslan Amrullah |