Rabu, 15 September 2021 - 17:45 WIB
Ilustrasi perbatasan laut Indonesia-Malaysia
Artikel.news, Jakarta - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengakui kebobolan varian Delta masuk ke Indonesia. Hal ini dinilai kurang ketat menjaga pintu masuk Indonesia dari sisi laut.
"Kita bisa lihat bahwa pintu masuk kemarin yang lonjakan Varian Delta, kita agak kebobolan. Karena kita lupa menjaga dari sisi lautnya," ungkap Budi Gunadi saat Rapat Kerja Komisi IX DPR RI, yang dilansir dari Liputan6.com, Rabu (15/9/2021).
"Banyak kapal-kapal pengangkut barang yang masuk ke Indonesia dari India. Pada waktu itu, mereka diizinkan mendarat, sehingga banyak menurunkan penumpang," sambungnya.
Berdasarkan data Kemenkes periode 28 Desember 2020-10 September 2021, pelaku perjalanan yang terdeteksi masuk melalui pintu sisi laut dan karantina berjumlah 29.542 orang. Dari jumlah tersebut, rata-rata yang melakukan entry test 65 persen dan 28 persen exit test.
Rincian kedatangan dari sisi laut (pelabuhan), di antaranya:
Laut Benoa dan Celukan Bawang, Denpasar 241 orang, 100 persen entry test dan exit test
Nunukan, Tarakan 1.211 orang, 100 persen entry test, 83 persen exit test
Tanjung Pinang 929 orang, 100 persen entry test, 88 persen exit test
Batam 27.161 orang, 62 persen entry test, 23 persen exit test
Budi Gunadi Sadikin menekankan, dampak masuknya varian virus Corona baru di Indonesia, khususnya Delta. Ketika masuk ke Indonesia, penyebaran Varian Delta menyebar luas dan mendominasi hasil Whole Genome Sequencing (WGS).
"Sekitar Februari-Maret 2021 masuk Varian Delta, yang kemudian meningkat penyebarannya secara eksponensial mulai di bulan Juni ya, sesudah Lebaran," tegasnya.
"Kalau ini tidak terjaga dengan baik, dikawal maka bisa menyebar dengan sangat cepat dan menguasai landscape dari varian-varian lainnya. Penting bagi kita menjaga border (perbatasan) pintu-pintu masuk internasional, memperketat yang namanya entry dan exit test, termasuk juga mendisiplinkan proses karantina," jelas Budi Gunadi.
Data Badan Litbangkes Kemenkes periode Januari-11 September 2021, dari 6.161 sekuens yang ditelusuri, total kasus Varian Delta sebanyak 2.471. Provinsi dengan jumlah kasus Varian Delta terbanyak, antara lain:
DKI Jakarta 825
Jawa Barat 383
Kalimantan Timur 299
Jawa Tengah 196
Nusa Tenggara Timur (NTT) 102
Laporan | : | Supri |
Editor | : | Ruslan Amrullah |