Senin, 05 April 2021 - 21:37 WIB
Banjir bandang dan tanah longsor melanda 10 kabupaten dan 1 kota di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu (4/4/2021) dini hari.
Artikel.news, Kupang - Banjir bandang dan tanah longsor melanda 10 kabupaten dan 1 kota di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu (4/4/2021) dini hari.
Hingga Senin (5/4/2021) siang, BNPB mencatat ada 68 korban meninggal dunia. Angka ini merupakan jumlah keseluruhan dari 11 daerah terdampak.
Dari 68 orang meninggal dunia tersebut, 44 di antaranya merupakan warga Flores Timur, 11 orang di Lembata, 2 orang di Ende, dan 11 orang di Alor.
"Ini kumulatif dari beberapa wilayah yang ada," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati, dilansir dari CNN Indonesia, Senin (5/4).
Selain itu, BNPB juga mencatat sebanyak 70 orang hilang dengan rincian 26 orang di Flores Timur, 16 orang di Lembata, dan 28 orang di Alor.
"Ini adalah total yang kami dapatkan informasi terakhir, masih ada beberapa catatan orang yang hilang dalam pencarian," ungkap Raditya.
Radit juga menuturkan, banjir bandang dan longsor itu mengakibatkan 15 orang luka-luka dan sebanyak 2.655 jiwa mengungsi. Selain itu, BNPB juga mencatat sebanyak 25 rumah rusak berat, 17 rumah hanyut, 114 rusak sedang, 60 rumah terendam, dan 743 rumah terdampak.
BNPB juga melaporkan sebanyak 5 jembatan putus, 40 titik akses jalan tertutup pohon tumbang, 1 fasilitas umum rusak, dan 1 kapal tenggelam.
Lebih lanjut, BNPB melaporkan hingga saat ini terdapat 20 dapur lapangan yang dibangun oleh aparat TNI yang tersebar di beberapa titik, antara lain, Kabupaten Timor Timur selatan 2 titik, Flores Timur 4 titik, dan kabupaten Bima 10 titik.
Sementara itu, Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan bahwa pihaknya telah mengerahkan helikopter guna membantu penanganan banjir yang terjadi di sejumlah wilayah di NTT.
"Kita sudah memerintahkan untuk mengirimkan helikopter untuk membantu upaya percepatan penanganan banjir di NTT," ujar Kepala BNPB Doni Monardo dalam keterangan tertulis, Senin (5/4).
Ada tiga helikopter yang dikerahkan. Dua helikopter difungsikan untuk menjangkau distribusi logistik di beberapa desa yang terisolir pasca-terputusnya akses diakibatkan longsor.
Sementara satu helikopter lainnya untuk mengakomodasi para warga yang membutuhkan pertolongan darurat terutama kelompok rentan.
Helikopter juga mengangkut para tenaga medis yang ditugaskan di posko penanganan darurat.
BNPB juga melakukan koordinasi dengan TNI-Polri, Kementerian PUPR, pemerintah daerah, dan tim gabungan lainnya untuk segera mengirimkan alat berat guna proses evakuasi terhadap korban yang tertimbun lumpur.
Laporan | : | Supri |
Editor | : | Ruslan Amrullah |