Selasa, 30 Maret 2021 - 12:09 WIB
Artikel.news, Makassar - Dua tersangka pelaku bom bunuh diri di halaman Gereja Katedral Makassar adalah suami dan istri yang menerima pelatihan online tentang pembuatan bom.
Hal ini dikemukakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Boy Rafli Amar saat meninjau lokasi peledakan bom di Makassar, Senin (29/3/2021).
Boy Rafli menanggapi pertanyaan sejumlah wartawan tentang bagaimana pelaku bom bunuh diri merakit bom tersebut.
“Ada informasi terkait pelatihan online di media sosial yang mereka kembangkan. Jadi mereka mengembangkan prosedur pembuatan bahan peledak, dan ada beberapa narasumber senior yang dilatih di luar negeri,” ungkapnya.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, tersangka pelaku bom bunuh diri itu dinikahi seorang anggota JAD yang ditangkap pada Januari lalu. Pasangan itu juga meninggalkan surat wasiat.
Setelah pemboman hari Minggu (29/3/2021), polisi menangkap empat orang yang tergabung dalam kelompok studi yang sama dengan para tersangka pelaku.
“Mereka tergabung dalam kelompok belajar bernama Vila Mutiara, dimana masing-masing berperan menyebarkan doktrin, merencanakan jihad, dan juga berperan membeli bahan untuk dijadikan alat bom bunuh diri,” kata Kapolri.
Polisi juga telah menangkap empat orang di Jakarta dan Bekasi. Lima bom yang siap digunakan dan juga bahan pembuatan bom ditemukan. Seorang lainnya ditangkap di Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada hari Senin.
Pelaku bom bunuh diri laki-laki berinisial L dan perempuan YSF adalah anggota jaringan ekstremis Jamaah Ansharut Daulah yang sering disebut sebagai JAD.
Polisi juga mengatakan bahwa pelaku juga merupakan bagian dari kelompok JAD yang telah melakukan pemboman sebelumnya di Jolo, Filipina. Sementara itu, serangan hari Minggu menggunakan bom panci bertekanan tinggi.
Laporan | : | Supri |
Editor | : | Ruslan Amrullah |