Rabu, 20 Januari 2021 - 17:05 WIB
Artikel.news, Makassar – Pemerintah Provinsi Sulsel melalui dinas sosial menampung pengungsi korban gempa bumi Sulawesi Barat (Sulbar). Hingga hari Selasa (19/1/2021), jumlah pengungsi yang telah tiba melalui Lanud Hasanuddin sebanyak 686 orang. Sebagian besar langsung dijemput oleh keluarganya.
Dinsos Sulsel menyiapkan tiga lokasi penampungan, bagi pengungsi yang tidak memiliki tempat tinggal atau keluarga di Makassar dan daerah lain di Sulsel. Yaitu, aula Dinas Sosial, Asrama Haji Sudiang, dan UPT Inang Matutu.
Gubernur Sulsel Prof HM Nurdin Abdullah mengemukakan, untuk penampungan pengungsi di Asrama Haji Sudiang, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kepala Kanwil Kementerian Agama Sulsel.
“Pengungsi yang tiba di Makassar ada yang dijemput langsung oleh keluarganya. Saya kira itu bagus juga, kecuali yang tidak ada keluarga mau mengungsi ke sini kita siapin asrama haji, saya sudah komunikasi dengan Kanwil untuk itu,” ungkap Nurdin dilansir dari Humas.sulselprov.go.id, Rabu (20/1/2021).
Termasuk bagi pengungsi yang membutuhkan penanganan medis dan kesehatan. Mereka juga yang tiba dilakukan rapid antigen.
“Jelas ini sudah mulai bergerak semua. Jadi kita siapin klinik, bagi yang serius kita rujuk ke rumah sakit. Di Rumah Sakit Pendidikan Unhas,” jelasnya.
Saat ini, pengungsi yang ditampung di Asrama Haji Sudiang sebanyak 28 orang, terdiri dari bayi 2 orang dan orang dewasa 26 orang.
Juga terdapat 1 keluarga yang terdiri dari 4 orang ditampung di Hotel Swissbell, yang lokasi karantina pasien Covid-19 di Makassar.
Menurut Nurdin, alasan dibawa ke Swissbell karena hasil rapid test antigen reaktif. Atas saran Kadis Kesehatan Sulsel, demi mencegah kemungkinan maka lebih baik diisolasi terlebih dahulu untuk di tes PCR.
Untuk pemeriksaan kesehatan rapid antigen sudah dilakukan oleh AU, tetapi sudah dilakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Sulsel untuk dilakukan rapid test antigen ulang.
Sedangkan di UPT Inang Matutu, ada sebanyak 84 orang pengungsi yang ditampung di tempat ini. Terdiri dari balita 11 orang, anak-anak 13 orang, remaja 17 orang, dan orang dewasa 43 orang.
Rata-rata pengungsi masih trauma, sehingga dilakukan trauma healing oleh pekerja sosial dan tim psikososial. Selain itu juga anak-anak diberikan mainan edukatif selama di penampungan. Di lokasi juga sudah dibuka dapur umum.
Laporan | : | Jannah |
Editor | : | Ruslan Amrullah |