Jumat, 27 September 2024 - 09:39 WIB
Artikel.News, Makassar - Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Sulawesi Selatan menggelar konferensi pers untuk merilis kinerja APBN regional Sulawesi Selatan periode hingga 31 Agustus 2024, Kamis 26 September 2024. Kinerja APBN Anging Mammiri hingga Agustus 2024 tetap terjaga positif dan terakselerasi, namun risiko APBN terus diantisipasi dan dimitigasi.
Kepala Kanwil DJPb Sulawesi Selatan, Supendi mengatakan peran APBN sebagai shock absorber terus dioptimalkan. Akan dipastikan konsistensi macro-policy mix dalam rangka mendorong pertumbuhan sekaligus menjada stabilitas perekonomian.
Menurut Supendi, untuk perkembangan ekonomi regional di Sulsel pada tingkat inflasli mencatatkan performa yang baik sebesar 1,77% (yoy), berada pada rentang sasaran 3%+1. Tingkat deflasi month-to-month (m to m) sebesar 0,04% dan tingkat inflasi year to date (ytd) sebesar 0,61%.
Sementara itu untuk kinerja impor Komoditi Mate Nikel dan Fero-Nikel masih menjadi komoditi unggulan Provinsi Sulawesi Selatan, di mana Jepang dan China masih menjadi negara tujuan ekspor terbesar.
“Sedangkan dari sisi Impor, China dan Brazil menjadi negara pengimpor terbesar, dengan komoditas impor terbesar berasal dari Gandum dan Gula,” katanaya. Lanjut, Supendi menyebutkan jika kinerja Ekspor Pengguna Fasilitas Kawasan Berikat sebesar 388,3 Juta US$, sementara Kinerja Impor berada pada angka 50,94 Juta US$.
Supendi juga menyebutkan, bahwa pendapatan APBN Sulsel hingga 31 Agustus 2024 mencapai Rp10,93 Triliun atau 62,96% dari target, meningkat sebesar 10,09% (yoy). Belanja APBN Sulsel hingga31 Agustus 2024 mencapai Rp35,86 Triliun atau 63,24% dari pagu, meningkat sebesar 9,59% (yoy).
“Pertumbuhan Belanja dan APBN Sulsel masih menjadi epicentrum perekonomian di Pulau Sulawesi,” jelasnya
Lebih lanjut, untuk Belanja Pemerintah Pusat (BPP) Sulsel mencapai Rp14,23 Triliun atau sebesar 57,33% dari pagu, meningkat 5,82% (yoy). Belanja ini difokuskan untuk percepatan penyelesaian infratruktur prioritas dan dukungan persiapan pelaksanaan pemilu.
“Tren realisasi Belanja APBN Anging Mammiri menunjukkan tren peningkatan paling tinggi pada Belanja Pegawai dan minus growht pada Belanja Modal,” tambahnya.
Dampak risiko global (high for longer, volatilitas harga komoditas, dan dinamika geopolitik) terhadap perekonomian dan pasar keuangan domestik terus diantisipasi dan dimitigasi.
“Di tengah rambatan risiko global, pertumbuhan ekonomi domestik tetap terjaga. Konsumsi terjaga kuat, inflasi terkendali, dan surplus neraca perdagangan berlanjut,” jelasnya.
Laporan | : | Febriansyah |
Editor | : | Ruslan Amrullah |