Ahad, 08 September 2024 - 23:15 WIB
Inflasi di Kota Parepare pada Agustus 2024 secara y on y yang berada di angka 2,22 persen masih dalam taraf bisa dikendalikan.
Artikel.news, Parepare -- Inflasi di Kota Parepare pada Agustus 2024 secara y on y yang berada di angka 2,22 persen masih dalam taraf bisa dikendalikan.
Angka 2,22 persen ini tidak begitu signifikan dibanding pada periode Agustus 2022 yang menembus sampai 6,56 persen.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) terlihat laju inflasi tinggi di Parepare terjadi pada 2022 hingga 2023, yakni berada di angka 5 hingga 6 persen, bahkan pada September 2022 mencapai 8,14 persen. Sementara sepanjang 2024 laju inflasi di Parepare relatif lebih rendah berada di kisaran angka 2 persen.
Dari data BPS itu menunjukkan, inflasi Parepare pada Agustus 2024, menurun dibandingkan inflasi pada Agustus 2023. Pada Agustus 2024, inflasi Parepare yang berada di angka 2,22 persen, lebih rendah dibandingkan dengan Agustus 2023 yakni 2,87 persen. Inflasi pada Agustus 2024 merupakan yang terendah kedua setelah April 2024 yakni 2,19 persen.
Hal ini diungkap Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Setdako Parepare, Andi Ardian Asyraq menjawab kondisi terkini inflasi di Parepare. Sekaligus menguatkan pernyataan Penjabat (Pj) Wali Kota Parepare, Akbar Ali yang menyebut inflasi 2,22 persen masih dalam kategori proporsional untuk skala kota seperti Parepare, yang tidak memiliki banyak sumber daya alam. "Inflasi Parepare sudah seimbang dan berada dalam batas yang aman, yakni antara 1,5 persen hingga 3,5 persen," kata Akbar Ali.
Sementara Andi Ardian mengulas bahwa kondisi inflasi di Parepare jika dibandingkan data tahun lalu pada bulan yang sama dipicu adanya kenaikan beberapa komoditi antara lain beras dan cabai. "Salah satu yang memberi andil adalah beras bahwa kenaikan beras SPHP yang pada tahun lalu HET masih di kisaran Rp11.000, sedangkan pada tahun ini HET Rp12.500," ulas Andi Ardian, Sabtu (7/9/2024).
Andi Ardian mengemukakan, penyesuaian tarif retribusi termasuk yang memberikan andil terhadap inflasi, namun itu masih dikategorikan kondisi normal. "Karena jika kita bandingkan dengan kondisi yang sama di tahun sebelumnya, bahwa yang perlu diwaspadai adalah kondisi M-T-M. Alhamdulilah kondisi M-T-M kita dalam posisi deflasi sebesar -0.16 persen. Artinya bahwa bulan ini justru ada penurunan harga terhadap beberapa komoditi sehingga daya beli masyarakat masih relatif terjaga," ungkap Andi Ardian.
Karena itu, Andi Ardian menekankan, Pemkot Parepare melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terus melakukan berbagai langkah untuk menjaga agar IHK Parepare tetap terkendali. Di antaranya dengan melakukan Gerakan Pangan Murah, Pasar Murah, Pasar Tani, serta tetap melakukan intervensi pasar melalui Kios Pengendali Inflasi (Kopi).
Pernyataan Andi Ardian diperkuat oleh Kepala BPS Parepare, Suparno Pani. Dia menilai Parepare sudah luar biasa dalam upaya menekan inflasi. Terbukti inflasi pada Agustus 2022 mencapai 6,56 persen bisa ditekan hingga menjadi 2,22 persen pada Agustus 2023. Artinya hingga mencapai angka 6,56 persen, inflasi di Parepare masih bisa dikendalikan, apalagi jika angka di bawahnya.
Namun Suparno bingung jika inflasi dikaitkan dengan utang Pemkot Parepare kepada rekanan yang belum terbayarkan. Karena itu tidak ada kaitannya. "Saya tidak paham ini kalau inflasi ada kaitannya dengan utang," ujarnya.
Suparno mengungkapkan, sebenarnya penyumbang utama inflasi pada Agustus 2024 secara y on y adalah kelompok makanan minuman dan tembakau dengan andil 0,69 persen. Komoditas penyumbang utama penyumbang inflasi pada kelompok ini adalah beras.
Kemudian menyusul kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran dengan andil 0,53 persen. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah nasi dengan lauk.
Selain itu, kelompok transportasi dengan andil 0,49 persen. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah tarif parkir. "Jadi inflasi di Parepare disebabkan oleh kenaikan tarif yang diatur pemerintah, seperti tarif parkir dan rumah sakit, serta kenaikan harga emas perhiasan," tandas Suparno.
Laporan | : | Wahyu |
Editor | : | Ruslan Amrullah |