Ahad, 31 Desember 2023 - 22:19 WIB
Sejak budidaya pisang cavendish dicanangkan pada Bulan September 2023 lalu oleh Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin, tercatat sudah 200 ribu lebih pohon pisang cavendish yang ditanam di Sulsel.
Artikel.news, Makassar - Sejak budidaya pisang cavendish dicanangkan pada Bulan September 2023 lalu oleh Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin, tercatat sudah 200 ribu lebih pohon pisang cavendish yang ditanam di Sulsel.
Sedangkan luas lahan tidur yang termanfaatkan melalui penanaman pohon pisang cavendish ini mencapai 100 hektar lebih yang tersebar di berbagai daerah.
"Untuk bibit yang kita gunakan sosialisasi itu sudah sampai 200 ribu bibit. Itu yang keluar dari pemerintah untuk sosialisasi ke masyarakat berdasarkan data per 29 Desember 2023," ungkap Kepala Bidang Hortikultura pada Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Sulsel, Uvan Nurwahidah, Ahad (31/12/2023).
Selain dari pemerintah, kata Uvan, juga ada bibit pisang cavendish yang disiapkan oleh offtaker untuk ditanam oleh kelompok tani binaan mereka, dan jumlahnya belum tercatat.
Adapun untuk lokasi pengembangan atau pembibitan pisang cavendish, Uvan mengungkapkan, sejauh ini ada tiga tempat pengembangan atau pembibitan pisang jenis cavendish itu. Yakni di Kecamatan Mare, Kabupaten Bone, di Unhas Makassar, dan UPT Dinas TPHBun Sulsel di Bonto-Bonto Kabupaten Gowa.
"Bapak Pj Gubernur menargetkan satu miliar pohon, dan menjadikan Provinsi Sulsel sebagai penghasil pisang cavendish terbesar di dunia," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala OJK Sulselbar, Darwisman, telah memaparkan potensi bisnis budidaya pisang cavendish ini. Dengan target pemanfaatan 500 ribu hektar lahan tidur di Sulsel, budidaya pisang dapat mendorong perputaran uang sebesar Rp180 triliun setiap tahunnya.
Berdasarkan hasil assesment dari agricultural expert (ahli pertanian), pada setiap satu hektar lahan budidaya pisang cavendish, akan menghasilkan nilai pendapatan kotor Rp360 juta. Dengan asumsi, populasi pisang sebanyak dua ribu pohon, dengan produktivitas 20 kg per pohon, dan harga jual Rp4.500 per kg.
Sementara total biaya produksi, termasuk tenaga kerja dan land clearing tahun pertama sebesar Rp99,3 juta. Biaya produksi tersebut akan semakin rendah pada tahun-tahun berikutnya, yang diproyeksikan turun 50 persen. Sehingga nilai laba bersih di luar pajak diproyeksikan sebesar Rp260,7 juta pada tahun pertama dan akan meningkat pada tahun-tahun berikutnya.(*)
Laporan | : | Supriadi |
Editor | : | Ruslan Amrullah |