Senin, 24 Juli 2023 - 12:45 WIB
Artikel.news, Jambi - Pradita Gustina, perempuan manis asal Provinsi Jambi, memiliki mimpi ingin memiliki usaha walau dirinya juga akan menjadi seorang guru.
Duduk di bangku perkuliahan dengan jurusan pendidikan guru PAUD UIN Sultan Thaha Saifuddin (STS) Jambi, tidak membuatnya berhenti dan mencukupkan diri.
Perempuan muda yang akrab disapa Tiwi ini ingin memiliki kepiawaian lebih di luar bidang keilmuannya.
Dilansir dari Tribun Jambi, Senin (24/7/2023), kisah Tiwi yang kini menjadi seorang mahasiswa sekaligus pemilik usaha jahit bermula dari buah pikirnya sendiri.
Tiwi ketika baru masuk kuliah sempat berpikir, bahwa ingin bisa memiliki usaha di masa depan saat dirinya telah menyelesaikan pendidikannya.
Bagi Tiwi, menjadi seorang yang punya usaha sendiri baginya adalah sebuah privilage alias memiliki hak istimewa.
Akhirnya dia mulai berjualan barang-barang dari toko online yang kemudian dijualnya kembali melalui online.
Berjalan perlahan-lahan, Tiwi dapat menggunakan uangnya untuk uang jajan kuliah maupun BBM sepeda motornya ketika berangkat ke kampus.
Tibalah suatu ketika dia melihat seorang guru yang bisa menjahit dan memiliki usaha dari kemampuannya itu.
Hati Tiwi tergerak untuk belajar kemampuan baru itu.
Dia berpikir setidaknya tidak perlu susah-susah pergi ke tukang jahit ketika ada bajunya kebesaran ataupun celananya yang kepanjangan.
Tekad Tiwi makin membesar. Uang dari hasil jualannya ternyata juga dikumpulkan untuk membeli mesin jahit.
"Jadi pertama kali belajar jahit itu udah langsung punya mesin jahit. Belajar cuma sebentar sekitar satu bulan, itu pas pertama bisa dalam seminggu sudah mampu bikin empat baju gamis yang model biasa," ceritanya.
Dari situ dia terus mengasah kemampuannya dengan membetulkan baju-baju yang ada di rumah.
Mulai dari tetangga di sekitar rumahnya sudah berdatangan ingin menggunakan jasanya untuk permak pakaian mereka.
Usaha dia untuk terus menekuni skill barunya ternyata tidak sia-sia, dari mulut ke mulut orang yang awalnya hanya melakukan permak pakaian menjadi ingin membayar jasa Tiwi dalam menjahit baju hingga siap pakai.
Keraguan Tiwi yang tidak ingin mengiyakan akhirnya ditepis, dia memberanikan diri.
Tiwi yang masih muda dan telaten ini semakin hari pelanggannya makin bertambah.
"Ditambah lagi Tiwi nggak mau harganya dipatok mahal-mahal. Baru belajar juga, orang jadi banyak yang pengen jahit di Tiwi apalagi kalau musim pengantin," ungkapnya.
Dia meyakini kepiawaiannya ini bisa terus diasah seiring berjalannya waktu.
Seperti belakang ini, apabila musim pengantin, sekali diborong jahitan Tiwi mampu meraup keuntungan hingga Rp1,5 juta banyaknya.
Saat ini, Tiwi sedang Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai bagian dari proses menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi.
Sebelum KKN, Tiwi bahkan dikejar jahitan 12 setel pakaian dalam waktu yang singkat.
Tiwi tidak menyangka bahwa dia mampu memiliki kemampuan baru seperti sekarang.
Dalam angannya, dia sangat memikirkan bahwa semua usahanya juga dapat membuat orang tuanya tersenyum.
Ketika lulus dari kuliah nanti, selain sebagai seorang guru PAUD dia akan tetap terus menjahit.
"Pengen mengajar mengabdi untuk desa Tiwi, karena tenaga pendidik di sini minim. Nah karena waktu mengajar cuma sampai jam 11 siang maksimal, sisa waktunya Tiwi gunakan untuk menjahit," ungkap dia.
Sebagai anak muda, Tiwi sadar betul bahwa banyak permasalahan penjahit adalah penyakit ginjal atau hal-hal terkait.
Buruknya kebiasaan penjahit yang jarang minum air putih hingga malasnya berolahraga membuat mereka kerap dekat dengan penyakit.
Ditambah lagi penjahit kerjanya hanya di tempat duduk saja, baginya harus disiasati.
"Makanya mulai sekarang Tiwi biasakan kalau lagi jahit di atas meja ditaruh botol besar isi air putih, kalau lupa pasti orang tua yang taruh di atas meja," ungkapnya.
Selain itu, masalah olahraga juga diatasainya. Karena di rumahnya ada sound, itulah yang dimanfaatkan sebagai sarana olahraga.
Dia membiasakan diri senam sendiri di rumah, paling tidak dua hingga tiga kali kegiatan senam dilakukannya.
"Ya, belajarnya lewat YouTube itu, gerakan-gerakannya niru dari situ. Olahraganya ya di dalam rumah saja," sebutnya sembari tertawa ringan.
Laporan | : | Cullank |
Editor | : | Ruslan Amrullah |