Rabu, 05 April 2023 - 22:58 WIB
Artikel.news, Bantul - Seorang gadis asal Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, bernama Anindya Zahra Nugrahningrum menceritakan pengalamannya yang tidak lolos dalam seleksi masuk perguruan tinggi (PT) di Indonesia justru dia diterima oleh dua kampus sekaligus di Australia.
Videonya menceritakan pengalaman ditolak Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2023 menjadi viral.
Dilansir dari Kompas.com, Rabu (5/4/2023), Anindya Zahra Nugrahningrum adalah siswi SMA Kesatuan Bangsa, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Video yang diunggah dalam akun TikTok-nya @anindyazn bahkan hingga kini telah ditonton lebih dari 11 juta kali.
Sebelumnya dia memilih Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dan Universitas Gadjah Mada (UGM) saat SNBP 2023, namun tak lolos.
Anindya Zahra akhirnya menentukan pilihannya untuk melanjutkan studi di Monash University, Australia.
Pengalaman Anindya Zahra itu menuai perbincangan dan banyak yang akhirnya terinspirasi.
Kepada Kompas.com, Anindya Zahra mengaku memilih Fakultas Kedokteran Unair dan UGM saat SNBP 2023.
Namun, ia mengaku tak berharap banyak untuk diterima di dua kampus tersebut, karena persaingannya cukup ketat.
"Sebenarnya saya tidak berharap banyak untuk SNBP, karena memang jalur itu sebenarnya sangat susah untuk dicoba dan bisa dibilang ya untung-untungan aja di SNBP," kata Anindya.
Tetapi ternyata setelah firasatnya benar ditolak oleh kampus tanah air, Anindya justru diterima di tempat yang tak terduga.
Dua kampus tersebut adalah Monash University dengan jurusan farmasi dan University Of Western Australia di jurusan komunikasi.
Anindya pun telah menentukan pilihannya untuk melanjutkan studi di Monash University.
"Rencananya mau di Monash University, karena memang jurusan Pharmaceutical Science nomor satu di dunia," jelas perempuan asal Palangkaraya, Kalimantan Tengah, ini.
"Sebenarnya saya awalnya kurang tertarik sama Australia, tapi karena guru college counselor di sekolah saya ngasih saran buat coba di Australia," sambungnya.
Saat itu, Anindya langsung mendaftar pada November 2022, jauh sebelum pembukaan SNBP 2023.
Tak seperti SNBP, pendaftaran kuliah di Australia menurutnya lebih sederhana dan ringkas.
Dalam proses pendaftaran, ia hanya melampirkan nilai rapor dan hasil tes International English Language Testing System (IELTS).
Menurutnya, skor IELTS ini menjadi salah satu pertimbangan penting bagi kampus untuk menerima calon mahasiswa.
Anindya pun mengaku bangga ketika mendapat email pengumuman telah diterima di dua kampus Australia.
"Untuk Monash University, saya dapat email pertama itu di bulan November 2022 dan kembali dapat email dari mereka di bulan Januari 2023," ujar Anindya.
"Sementara untuk yang University of Western Australia itu saya dapat email di bulan Februari," lanjutnya.
Laporan | : | Cullank |
Editor | : | Ruslan Amrullah |