Kamis, 09 Februari 2023 - 22:37 WIB
Artikel.news, Solo - Akademisi cantik asal Solo, Jawa Tengah, ini berhasil membuat jurnal internasional hasil karyanya terindeks Scopus Q3 di Serbia.
Namanya adalah Indriana Anggun Febrianti, mahasiswa Pascasarjana Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
Jurnal internasional karya Anggung Diterbitkan oleh Journal of Graphic Engineering and Design (JGED) dari Serbia. Melalui akses terbuka dan gratis.
“Karena saya menempuh gelar magister selama dua tahun dengan jalur beasiswa. Jadi wajib menulis jurnal internasional terindeks Scopus,” ungkapnya, dilansir dari Radarsolo.id, Kamis (9/2/2023).
Menulis artikel jurnal sejatinya hal baru bagi Anggun. Bahkan ini pengalaman perdananya, meloloskan artikel jurnal internasional terindeks Scopus Q3. Wajar dia sempat tidak percaya, karyanya diterima penerbit dalam waktu singkat.
“Cuma tiga bulan lebih empat hari. Benar-benar tidak menyangka. Jadi aku mengirimkan artikel 24 September 2022. Kemudian dapat balasan via email, bahwa peninjau telah merekomendasikan publikasi pada 16 November 2022 dengan revisi minor,” ungkapnya.
Hasil rekomendasi itu membuat Anggun mengantongi Letter of Acceptance (LoA) pada 20 Desember 2022. Lalu, apa tips and tricks-nya agar artikel jurnal internasional tembus terindeks Scopus?
“Kuncinya topik penelitian. Harus relevan dan memberi dampak positif secara global. Kemudian cari penerbit jurnal internasional terindex Scopus, yang memiliki batas waktu jelas. Termasuk open access. Satu lagi, banyak-banyak berdiskusi dengan orang yang berpengalaman. Khususnya penulis jurnal internasional,” bebernya.
Seringnya bertukar pikiran dengan orang-orang berkompeten, membuat mindset Anggun kian luas. Meskipun dalam prosesnya, dia sempat mengalami masa-masa sulit. Pernah ditolak dua penerbit berbeda.
“Mereka bilang saya kehilangan fokus pada masalah ilmiah yang lebih umum. Justru lebih fokus pada penelitian yang tidak menarik bagi khalayak pembaca luas,” ujarnya.
Akhirnya Anggun putar otak. Bersama pembimbingnya, dia memutuskan membuat alternatif penelitian baru. Juga mendengarkan masukan dari beberapa penerbit.
“Pengalaman baru yang menantang ini akhirnya membuahkan hasil. Jadi, kita harus ber-partner dengan orang-orang yang suportif. Karena masukan dari mereka membuat saya menembus jurnal internasional terindeks Scopus,” imbuhnya.
Sebagai catatan, klasifikasi jurnal internasional terindeks Scopus terbagi menjadi empat kategori. Mulai dari Quartile 1 sampai 4 (Q1-4).
Masing-masing menentukan nilai kualitas jurnal internasional tersebut. Khusus Q3, jika ada 100 jurnal terindeks Scopus, maka berada di urutan 51-75 dalam jurnal.
Laporan | : | Cullank |
Editor | : | Ruslan Amrullah |