Selasa, 13 Desember 2022 - 18:15 WIB
Investor kawakan yang dijuluki Warren Buffer Indonesia, Lo Kheng Hong, yakin Indonesia tak menjadi salah satu negara yang akan mengalami resesi pada tahun 2023.(Istimewa)
Artikel.news, Jakarta - Investor kawakan yang dijuluki Warren Buffer Indonesia, Lo Kheng Hong, yakin Indonesia tak menjadi salah satu negara yang akan mengalami resesi pada tahun 2023.
Lo Kheng Hong mengaku cukup optimistis dengan kondisi perekonomian Indonesia saat ini.
“Optimis, rasanya tidak resesi,” ujar Lo Kheng Hong saat melakukan wawancara podcast yang ditayangkan kanal Youtube WinMax Gallery, yang dikutip dari Tempo.co, Selasa (13/12/2022).
Pria yang akrab disapa dengan Pak Lo lalu membeberkan sedikitnya ada tiga hal yang membuatnya yakin Indonesia tak masuk ke jurang resesi pada tahun depan.
Pertama, nilai ekspor komoditas Indonesia yang melimpah dalam beberapa waktu terakhir. Sejumlah komoditas ekspor andalan itu di antaranya adalah batu bara, minyak mentah atau crude palm oil (CPO).
“Saya lihat, Indonesia banyak ekspor komoditas. Batu baranya akeh (banyak), ekspor CPO juga akeh, terima uang bermiliar-miliar,” kata Pak Lo.
Kedua, bank-bank di dalam negeri saat ini mengantongi laba cukup besar. PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA, misalnya, selama tiga kuartal tahun ini memiliki laba Rp28 triliun.
Begitu juga dengan bank-bank pelat merah seperti PT Bank Mandiri Tbk. dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. yang masing-masing mencatatkan laba Rp30 triliun dan Rp39 triliun. Jika terancam resesi, menurut Pak Lo, bank-bank seharusnya masuk golongan institusi yang sakit.
Tapi fakta di lapangan, menurut Pak Lo, malah sebaliknya karena kondisi bank justru baik-baik saja. “Saya lihat bank-banknya cuan Soros (George Soros). Kalau mau resesi, bank-bank harusnya sakit. (Ini) banknya sehat-sehat, cuan soros,” ucapnya.
Ketiga, kinerja bursa saat ini masih stabil. Padahal, kata Lo Kheng Hong, jika resesi, bursa saham biasanya sudah terjun bebas duluan. Namun hingga kini, IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) tidak menunjukkan penurunan, atau stabil di level 7.000-an.
“Kita (IHSG) nggak turun-turun, seperti nggak ada tanda-tanda mau resesi,” kata dia.
Dana Moneter Internasional (IMF) sebelumnya dalam laporannya baru-baru ini memangkas prospek pertumbuhan ekonomi global dari 2,9 persen menjadi 2,7 persen untuk tahun depan. Bahkan lembaga itu memprediksi sebanyak 31 negara terancam masuk ke jurang resesi ekonomi pada 2023 mendatang.
Menanggapi ramalan IMF itu, Lo Kheng Hong menyebutkan sebetulnya tidak ada seorang pun yang tahu dengan pasti apa yang akan terjadi pada tahun depan.
“Sebetulnya hari esok itu misteri. Tidak ada seorang pun yang tahu dengan pasti apa yang akan terjadi hari esok. Bisa resesi, artinya bisa juga tidak,” ucapnya.
Laporan | : | Jannah |
Editor | : | Ruslan Amrullah |