Rabu, 24 Agustus 2022 - 18:45 WIB
Artikel.news, Tokyo - Ilmuwan di Jepang menemukan salah satu asteroid dekat Bumi bernama Ryugu, berasal dari luar tata surya. Hal ini terungkap setelah peneliti menganalisis sampel batuan asteroid yang dibawa ke Bumi oleh wahana antariksa Hayabusa2.
Ryugu adalah salah satu asteroid dekat bumi (near earth object) Lembaga antariksa Jepang, JAXA, mengutus sebuah robot bernama Hayabusa2 untuk mengambil kerikil di permukaan asteroid Ryugu. Hayabusa2 meluncur pada tahun 2014 dan sampai di asteroid pada tahun 2018.
Tahun 2019 manuver touch-and-go dilakukan dan berhasil mengamankan total 5,4 gram sampel batuan luar angkasa.
Tahun 2020 kontainer berisi sampel sampai ke bumi. Sementara wahana induknya masih mengembara luar angkasa dan diutus untuk melanjutkan misi meneliti asteroid dekat bumi lain bernama 1998 KY26.
Dilansir dari Kumparan.com, Selasa (23/8/2022), melalui riset yang dipublikasikan di Nature Astronomy, tim peneliti yang dipimpin Matoo Ito dari Kochi Institute for Core Sample Research mengatakan bahwa ada indikasi bahwa Ryugu adalah bongkahan batu dari luar sistem tata surya.
to dan kolega menganalisis mineralogi dari sampel, dan terungkap sampel punya kelimpahan hidrogen berat dan nitrogen yang cocok dengan kondisi luar tata surya. Ini mengindiksikan bahwa Ryugu terbentuk, atau bermula, dari suatu titik yang jauh dari matahari.
Partikel Ryugu adalah bahan luar angkasa yang paling tidak terkontaminasi dan tidak terpecah yang dipelajari sejauh ini, dan memberikan kecocokan terbaik yang tersedia untuk komposisi Tata Surya massal.
Sampel juga kekurangan mineral seperti ferrihydrite dan sulfat yang umum di sampel meteorit. Meteorit adalah meteor yang mendarat di permukaan bumi.
Sampelnya banyak diteliti oleh ilmuwan untuk melihat sejarah tata surya, namun tentu saja informasinya tidak sedetail yang dimiliki batu sampel asteroid.
Karena meteoroid biasanya mengandung ferrihydrite dan sulfat, peneliti sebelumnya berasumsi bahwa dua mineral ini adalah khas dari batuan luar bumi.
Namun, ketiadaannya di sampel Ryugu mensugestikan bahwa dua mineral di meteorit ini mungkin hasil pelapukan atau kontaminasi di Bumi.
"Dalam penelitian ini kami menunjukkan bahwa meteorit (berkarbon), terlepas dari kepentingan geokimia mereka sebagai proxy dari komposisi tata surya, adalah sampel yang terkontaminasi secara terestrial," tulis para peneliti dalam makalah mereka.
"Temuan penelitian ini dengan jelas menunjukkan pentingnya pengambilan sampel langsung asteroid primitif dan kebutuhan untuk mengangkut sampel yang dikembalikan dalam kondisi yang benar-benar inert dan steril.”
Pentingnya sampel luar angkasa ini memberi pengetahuan langsung dari objek tanpa kontaminasi. Ini juga memberi informasi lebih banyak dari sekadar observasi teleskop atau pengamatan wahana flyby.
Pengambilan sampel luar angkasa tidak akan berhenti di Hayabusa2. Pendahulunya, Hayabusa yang meluncur tahun 2003 berhasil membawa pulang sampel asteroid Itokawa.
NASA juga punya misi OSIRIS-REx yang berhasil mengebor permukaan asteroid Bennu tahun 2020. Kontainer sampelnya sudah di perjalanan menuju Bumi dan akan sampai tahun 2023 nanti.
Bukti yang disajikan di sini menunjukkan bahwa partikel Ryugu tidak diragukan lagi di antara bahan Tata Surya yang paling tidak terkontaminasi yang tersedia untuk laboratorium.
Studi dan penyelidikan berkelanjutan dari sampel berharga ini tentu akan memperluas pemahaman kita tentang proses awal Tata Surya.
Laporan | : | Fadli |
Editor | : | Ruslan Amrullah |