Sabtu, 16 Juli 2022 - 19:03 WIB
Robin Zeng, pengusaha baterai kendaraan listrik.(dok. Forbes)
Artikel.news, Beijing - Sebagian orang mungkin belum pernah mendengar tentang Contemporary Amperex Technology (CATL), sebuah perusahaan pemasok baterai kendaraan listrik terbesar di dunia.
Perusahaan itu memasok lebih dari 30 persen baterai EV dunia, beberapa kliennya termasuk Tesla, Kia, dan BMW. Pendiri dan ketuanya adalah Zeng Yuqun atau yang dikenal sebagai Robin Zeng
Di bawah kepemimpinannya, nilai CATL telah melonjak menjadi 1,2 triliun yuan Tiongkok atau sekitar 179 miliar dolar AS, lebih dari gabungan General Motors dan Ford.
Sebagian dari kekayaan itu dibangun dengan memiliki saham dalam proyek pertambangan di China, Republik Demokratik Kongo, dan Indonesia. Saham ini membuat CATL menjadi rantai pasokan baterai kendaraan listrik global.
CATL mencapai kapitalisasi pasar lebih dari 200 miliar dolar AS pada 15 Oktober karena saham mencapai 569 yuan atau 89 dolar AS, kenaikan meroket dari harga IPO 25,14 yuan tiga tahun lalu.
Dilansir dari Kumparan.com, Sabtu (16/7/2022), Zeng mendirikan pembuat baterai ATL setelah mendapatkan gelar Ph.D dari Institut Fisika Akademi Ilmu Pengetahuan China.
Dia menjual ATL ke TDK Jepang, dan pada tahun 2011 mendirikan CATL di kampung halamannya, Ningde di Provinsi Fujian.
Raksasa baterai itu berdiri sebagai mata rantai penting dalam rantai pasokan teknologi hijau yang semakin didominasi oleh China.
Perusahaan-perusahaan China, khususnya CATL, telah mengamankan pasokan bahan mentah dalam jumlah besar yang masuk ke dalam baterai.
Pejabat Pemerintah Tiongkok turut memastikan bisnis CATL tetap berada di tangan Tiongkok agar mereka tetap bisa menciptakan pasar captive pelanggan baterai.
Berkat bisnisnya itu Robin Zeng menjadi salah satu orang terkaya di Asia dengan kekayaan sekitar 46,1 miliar dolar AS atau setara Rp691,58 triliun.
Markas bisnisnya itu menjulang tinggi, berbentuk seperti baterai lithium besar, dan beberapa pabrik terbesarnya berada di kampung halamannya yakni, Ningde bekas desa nelayan dan pangkalan militer di tenggara Tiongkok.
Zeng yang kini berusia 53 tahun telah membangun tim manajemen senior yang terdiri dari karyawan lama dan banyak di antaranya dibesarkan di Ningde. Untuk hadiah selama liburan, CATL mengirimkan buah leci dan loquat yang ditanam di pinggiran Ningde.
Setelah belajar teknik kelautan di universitas Shanghai, Zeng bekerja di bidang kimia baterai untuk TDK, sebuah perusahaan Jepang, di China.
Pada tahun 1999, ia bergabung dengan sesama ahli kimia baterai yang mendirikan perusahaan mereka sendiri yang memasok baterai lithium-kobalt untuk ponsel, camcorder, dan elektronik konsumen portabel lainnya.
Tim tersebut menjual perusahaan ke TDK pada tahun 2005 seharga USD 100 juta dan terus menjalankannya sebagai anak perusahaan.
Laporan | : | Faisal |
Editor | : | Ruslan Amrullah |