Selasa, 29 Maret 2022 - 16:40 WIB
Artikel.news, Jakarta - PT Pertamina (Persero) meminta dukungan Komisi VI DPR-RI untuk menambah kuota dari bahan bakar jenis solar bersubsidi.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, saat ini permintaan terhadap solar subsidi naik 10 persen, sementara kuota turun lima persen. Hal itu juga yang diduga memicu kelangkaan solar subsidi akhir-akhir ini.
"Kami pun mohon dukungan jika memang solar subsidi ini adalah bisa meningkatkan lagi pertumbuhan ekonomi maka kuotanya mungkin perlu disesuaikan agar sesuai kebutuhan," kata Nicke dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR-RI, dilansir dari Medcom.id, Selasa (29/3/2022).
Nicke menjelaskan, dengan meningkatnya permintaan seperti ini, ia memprediksi peningkatan permintaan terhadap solar subsidi ini bakal naik hingga 16 juta kiloliter (KL).
"Jadi kalau kita lihat targetnya itu 14,09 juta kiloliter tapi kita prediksi akan naik ke 16 juta kiloliter. Jadi sampai akhir tahun ada peningkatan 14 persen kuotanya, tapi di sisi lain suplai malah turun lima persen," jelasnya.
Nicke menduga, meningkatnya permintaan lantaran adanya selisih harga yang terlalu besar antara solar subsidi dan nonsubsidi yakni mencapai Rp7.800 per liter.
"Disparitas harga yang makin jauh jadi dengan harga yang sekarang selisih antara solar subsidi dan nonsubsidi itu Rp7.800 per liter. Ini juga yang mendorong shifting dan ada juga yang tidak tepat sasaran," pungkasnya.
Laporan | : | Jannah |
Editor | : | Ruslan Amrullah |