Selasa, 08 Maret 2022 - 17:05 WIB
Artikel.news, Makassar - Setiap orang memiliki tanda kecerdasan yang berbeda-beda. Pada tokoh dunia sekalipun memiliki tanda kecerdasan yang berbeda.
Namun, salah satu yang berkembang di masyarakat luas adalah seseorang berkacamata sering disebut lebih cerdas atau miliki kecerdasan tinggi. Tapi benarkah faktanya demikian?
Dikutip dari Beautynesia, Selasa (8/3/2022), seorang Psikolog memberikan fakta menariknya. Dilansir dari Reader's Digest, menurut sebuah penelitian dari University of Cologne di Koln, Jerman dan University of Groningen di Belanda, awal mula mengapa orang berkacamata terlihat cerdas adalah bermula dari para biksu di Abad Pertengahan.
Saat itu, para biksu menggunakan kacamata untuk belajar, saat penglihatannya menurun. Sejak saat itu, kacamata biasa dipakai oleh orang-orang yang melakukan pekerjaan intelektual atau pekerjaan yang sangat terampil lainnya.
Karena hal ini, orang menganggap kacamata dengan berbagai karakteristik terkait kompetensi seperti kesuksesan, ketergantungan, ketekunan, dan yang paling terkenal adalah kecerdasan.
Inilah awal mulanya mengapa kacamata sering dikaitkan dengan tanda kecerdasan seseorang.
Anggapan tentang orang cerdas adalah mereka yang pakai kacamata ini telah berkembang sejak dahulu. Bukan tanpa alasan, menurut Elizabeth G. Loran PhD, Asisten Profesor Psikologi dalam Psikiatri di Columbia University Medical Center menjelaskan, penyebab hal ini awet di masyarakat adalah karena otak manusia cenderung lebih suka mengambil keputusan secara cepat.
"Otak manusia cenderung lebih suka membuat keputusan cepat untuk tujuan kelangsungan hidup dan efisiensi," katanya.
Anggapan tentang orang cerdas adalah mereka yang berkacamata ini berhasil diturunkan dari generasi ke generasi. Belum lagi Beauties, jika kita melihat film atau membaca buku, orang cerdas sering digambarkan dengan mereka yang pakai kacamata dan kutu buku. Hal yang satu ini bisa jadi penyebab mengapa anggapan tersebut begitu melekat.
Seperti yang dilansir dari The Guardian, sejumlah penelitian pun telah menemukan fakta bahwa orang yang memakai kacamata dianggap lebih pintar, dapat diandalkan, dan jujur. Sebagai informasi, banyak pengacara yang meminta klien mereka untuk memakai kacamata di persidangan.
Pengacara Harvey Slovis menjelaskan kepada majalah New York, bahwa mereka yang berkacamata dapat memperhalus penampilan mereka sehingga tidak terlihat sebagai pelaku kejahatan.
"Kacamata memperhalus penampilan mereka sehingga tidak terlihat mampu melakukan kejahatan. Saya sudah mencoba kasus di mana ada banyak bukti, tetapi klien saya memakai kacamata dan dibebaskan. Kacamata itu menciptakan semacam pertahanan kutu buku yang tak terucapkan," ungkapnya.
Terakhir, pada kenyataannya kacamata bukanlah indikator kecerdasan seseorang. Namun anggapan ini begitu berkembang di masyarakat.
Laporan | : | Cullank |
Editor | : | Ruslan Amrullah |