Selasa, 20 Juli 2021 - 21:20 WIB
Vlad Tenev dan Baiju Bhatt
Artikel.news, Jakarta- Sektor teknologi finansial (tekfin) terus memunculak miliarder setiap bulan di Amerika Serikat (AS).
Selama bertahun-tahun Silicon Valley mencoba meruntuhkan dominasi layanan keuangan konvensional melalu melalui aplikasi perdagangan, pemula pembayaran, dan pemberi pinjaman online mencapai valuasi yang besar.
Tahun ini kemunculan miliarder baru masih berasal dari tekfin, setelah sebelumnya co-founder Coinbase, Affirm dan Marqeta sukses menghantarkan perusahaan mereka melantai di bursa.
Kali ini giliran para pendiri Robinhood, Vlad Tenev dan Baiju Bhatt, yang bisa memiliki nilai kekayaan masing-masing 2,6 miliar dolar AS (Rp 37,7 triliun). Ini sejalan dengan rencana pencatatan saham Robihood di Nasdaq bulan ini.
Ini didasarkan kepada harga yang dilepas, yakni 40 dolar AS per saham dalam kisaran harga yang disampaikan perusahaan dalam prospektusnya, yang dikutip dari CNBC Indonesia Selasa (20/7/2021).
Kedua orang yang merupakan teman sekamar saat menempuh pendidikan di Stanford ini masing-masing akan memiliki 7,9 prsen saham beredar perusahaan.
Mereka juga masing-masing melepas 50 juta dolar saham dalam penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) ini.
Sebelumnya, Robinhood berencana untuk dilepas di harga 38 dolar sampai 42 dolar per saham dan akan tercatat di Nasdaq pekan depan. Dengan demikian proses ini akan meningkatkan valuasi Robinhood menjadi 35 miliar dolar dari sebelumnya 11,7 miliar dolar pada September 2020 lalu.
Pengguna berbondong-bondong ke Robinhood pada kuartal pertama karena volume perdagangan crypto melonjak dan popularitas saham meme seperti GameStop dan AMC Entertainment membawa jutaan trader baru ke aplikasi ini.
Pada akhir Maret, Robinhood memiliki 17,7 juta pengguna aktif bulanan, naik dari 11,7 juta pada akhir 2020.
Baru-baru ini, kendati Robinhood akan menjadi IPO terbesar tahun ini. Awal tahun ini perusahaan harus menghentikan perdagangan GameStop dan saham lainnya karena lonjakan volume yang tidak terduga menciptakan krisis likuiditas. Padahal peningkatan aktivitas merupakan keuntungan besar bagi pendapatan Robinhood
"Untuk melindungi perusahaan dan melindungi pelanggan kami, kami harus membatasi pembelian di saham ini," kata Tenev ketika pembatasan tersebut dilakukanuntuk menopang neraca, tetapi insiden itu menimbulkan pertanyaan tentang model bisnis perusahaan.
Robinhood diperkirakan akan mendapatkan 1 miliar dolar dari investor untuk menopang neraca, tetapi insiden itu menimbulkan pertanyaan tentang model bisnis perusahaan, yang dikenal sebagai pembayaran untuk aliran pesanan.
Robinhood memungkinkan pengguna membeli dan menjual secara gratis, dan menagih market maker seperti Citadel Securities atau Virtu untuk hak melakukan perdagangan pelanggan.
Laporan | : | Fadli |
Editor | : | Ruslan Amrullah |