Ahad, 11 April 2021 - 18:18 WIB
Artikel.news, Jakarta - Penyanyi cantik Maudy Ayunda ternyata memiliki seabrek prestasi di luar aktivitasnya di dunia entertain. Ia pernah menjadi pembicara termuda di forum ekonomi global pada tahun 2015.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pernah menobatkannya sebagai Wanita Inspiratif Indonesia tahun 2016.
Dilansir dari Wikipedia, Minggu (11/4/2021), perempuan bernama lengkap Ayunda Faza Maudya ini lahir di Jakarta, 19 Desember 1994, atau saat ini berumur 26 tahun.
Ia memulai kariernya dalam film Untuk Rena produksi Miles Films pada tahun 2006. Kemudian ia membintangi beberapa film seperti Perahu Kertas (2012), Refrain (2013), dan Habibie & Ainun 3 (2019).
Untuk karier musik, Maudy merilis album pertamanya pada tahun 2011, Panggil Aku... dengan singel hitsnya berjudul "Tiba Tiba Cinta Datang". Sejak saat itu Maudy telah merils tiga album: Panggil Aku...(2011), Moments (2015), dan Oxygen (2018). Ia juga kerap mengisi jalur suara dalam film-film yang ia bintangi.
Setelah penampilan debutnya di film Untuk Rena, Maudy berhenti sejenak di dunia hiburan dan fokus pada pendidikannya.
Usai lulus SMA, Maudy diterima di Universitas Oxford, Inggris dan mengambil jurusan P.P.E (Politics, Philosophy, and Economics).
Maudy memulai studinya bulan September 2013 dan lulus pada tahun 2016. Pada tahun 2019, ia melanjutkan pendidikan ke jenjang S2. Ia berhasil diterima di dua universitas ternama dunia yaitu Universitas Harvard dan Universitas Stanford.
Maudy memutuskan untuk kuliah di Universitas Stanford dan mengambil program gelar ganda untuk jurusan bisnis dan juga pendidikan.
Selain membangun karier di dunia hiburan, Maudy juga menaruh perhatian pada dunia sosial, politik, dan ekonomi Indonesia, khususnya yang memberikan dampak langsung terhadap kehidupan anak muda.
Maudy pernah terlibat dalam kampanye melawan perbudakan modern, yang meliputi kerja paksa, pernikahan, dan pekerjaan berbahaya. Pada Maret 2017, ia ditunjuk sebagai juru bicara melawan perbudakan modern di Istana Wakil Presiden.
Melalui karyanya, ia mengenalkan kepada penggemarnya dengan realitas perbudakan modern, dan menggunakan platform media sosial untuk mempromosikan pesan tersebut.
Laporan | : | Cullank |
Editor | : | Ruslan Amrullah |