Rabu, 12 November 2025 - 17:56 WIB

Artikel.news, Parepare -- Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Parepare, HM Makmur Husain, angkat bicara menanggapi sorotan salah satu anggota DPRD Parepare terkait anggaran pembangunan toilet (WC) di sejumlah Sekolah Dasar (SD) yang dinilai terlalu besar.
Makmur menegaskan bahwa pandangan tersebut keliru karena membandingkan pembangunan toilet sekolah dengan rumah subsidi yang memiliki perhitungan dan fungsi berbeda.
“Keliru jika disamakan dengan rumah subsidi yang harganya sekitar Rp180 juta per unit, sementara pembangunan toilet sekolah dianggarkan Rp160 juta. Rasio WC di sekolah itu dihitung berdasarkan jumlah siswa, bukan sekadar bangunan fisik,” ungkap Makmur, Rabu (12/11/2025).
Dia menjelaskan, pembangunan toilet sekolah mengacu pada standar minimal fasilitas pendidikan, di mana setiap sekolah wajib memiliki minimal tiga unit WC — masing-masing untuk siswa laki-laki, siswa perempuan, dan guru.
“Fasilitas WC di sekolah sudah ada standar minimalnya. Selain itu, kami juga memperhitungkan jumlah siswa di tiap sekolah. Kalau siswa laki-laki 60 orang dan perempuan 50 orang, tentu kebutuhan toiletnya tidak cukup hanya satu atau dua,” ujarnya.
Menyoal nilai anggaran yang dinilai tinggi, Makmur menegaskan bahwa seluruh perhitungan mengacu pada Satuan Standar Harga (SSH) yang berlaku di Pemerintah Kota Parepare.
“Soal nilai anggarannya itu mengacu pada SSH. Rencana Anggaran Biaya (RAB) dibuat oleh perencana berdasarkan harga satuan yang telah ditetapkan. Selama sesuai dengan SSH dan sudah melalui proses reviu, tentu tidak ada masalah,” tegas Makmur.
Penekanannya, bukan luasan yang menjadi ukuran anggaran tapi analisa harga satuan. Karena yang akan dibayar adalah volume yang dikerjakan dikali harga satuan karena sifat kontraknya unit price.
Sementara Kepala UPTD SD Negeri 3 Parepare, Faisal Hasyim, menyampaikan apresiasi dan rasa syukur atas program pembangunan toilet sekolah yang dijalankan Pemerintah Kota Parepare.
Dia menekankan, ketersediaan toilet di sekolah sangat penting sebagai bagian dari fasilitas penunjang kenyamanan dan kebersihan siswa.
“Sekarang toilet yang ada belum mencukupi. Dengan 60 murid laki-laki dan 50 perempuan, idealnya kami harus punya enam toilet. Namun, saat ini hanya tersedia dua untuk laki-laki dan dua untuk perempuan. Jadi memang masih butuh tambahan,” kata Faisal.
Dia menegaskan, program pembangunan toilet sekolah ini sangat membantu pihak sekolah dalam menyediakan sarana yang layak bagi siswa dan guru.
“SD Negeri 3 Parepare sangat membutuhkan dan menyambut positif pengadaan toilet yang sementara dibangun ini,” tandasnya.
| Laporan | : | Risal |
| Editor | : | Ruslan Amrullah |