Kamis, 14 September 2023 - 22:33 WIB
Ridwan Kamil bersama Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.(Foto: Suara.com)
Artikel.news, Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komarudin menyoroti menilai keputusan Partai Golkar yang menolak keinginan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menjadikan Ridwan Kamil (RK) sebagai Calon Wakil Presiden Ganjar Pranowo adalah keputusan yang tepat.
"Iya memang Golkar sangat rasional sangat hebat tidak mungkin mencawapreskan RK yang baru masuk jadi kader Golkar, masih seumur jagung. Kalau itu dilakukan rugi Golkar, jangan-jangan Golkar hanya jadi batu loncatan RK saja untuk menjadi cawapres," ucap Ujang, dilansir dari Wartakotalive.com, Kamis (14/9/2023).
Ujang menyebut jika RK menjadi cawapres Ganjar itu bukan atas dorongan Golkar. Melainkan, keinginan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Oleh karena itu apa yang sudah dilakukan Golkar sudah tepat bahwa tidak mencawapreskan RK. Seandainya RK jadi cawapres itu didukung oleh PDIP oleh Megawati bukan Golkar. Kedua, agar Golkar juga tidak terpecah belah, tidak babak belur di Pemilu 2024," jelas dia.
"Kita tahu bahwa Golkar itu sudah ke Prabowo dan arus bawah Golkar termasuk di tingkat Ketua DPP Provinsi, Kabupaten atau Kota untuk berkoalisi dengan Prabowo itu sudah kalkulasi matang," ungkap dia.
Bahkan, Ujang menilai apabila RK menjadi pendamping Ganjar untuk bertarung di Pilpres 2024 Golkar bisa hancur dan terpecah belah.
"Nah kalau nanti RK jadi cawapresnya Ganjar ke PDIP, ya hancur pecah Golkar hanya gara-gara katakan lah ada RK," ucap dia.
"Saya melihat apa yang dilakukan Golkar sudah benar, sudah tepat sudah bagus, sudah pas karena institusi partai Golkar jangan dikalahkan individu seperti RK yang baru masuk ingin jadi cawapres, lalu keinginan cawapresnya itu diinginkan oleh dorongan ketum partai lain yaitu Megawati kan lucu," jelas dia.
Dengan keputusan tersebut, Ujang menilai Golkar memiliki harga diri dan sudah memantapkan dukungannya ke Prabowo.
"Saya melihatnya Golkar punya harga diri. Pilihan Golkar ke Prabowo sudah dikalkulasikan benar dan matang," tutupnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia Tandjung menyebutkan, tidak ada rencana dari partai berlambang pohon beringin itu untuk mengusulkan mantan Ridwan Kamil sebagai pendamping calon presiden (capres) dari PDIP.
Partai Golkar disebutkannya telah menyiapkan karier politik Ridwan Kamil dengan memilih untuk maju sebagai calon gubernur (cagub).
Golkar menyiapkan dua opsi yang akan dilakoni Ridwan Kamil, yakni maju sebagai cagub di Jawa Barat (Jabar) atau Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
"Kami juga sudah punya planning buat RK. Kami waktu itu sudah memutuskan untuk mendorong RK menjadi cagub. Nanti tinggal pilih dua, antara di Jabar lagi atau di DKI Jakarta," ujarnya di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (11/9/2023).
Ahmad menambahkan, keputusan terkait Pilpres 2024 tetap merupakan kewenangan Ketua Umum (Ketum) DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Dia menyebutkan, DPP Partai Golkar tidak mempermasalahkan pertemuan antara RK dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Ketua Komisi II DPR RI itu mengatakan, pertemuan tersebut juga telah disampaikan RK kepada Airlangga.
Ahmad menjelaskan, Golkar adalah partai yang inklusif dan terbuka untuk berdialog dengan partai mana pun. Dia menilai, pertemuan RK dengan Megawati merupakan hal yang lumrah.
"Pak RK juga waktu itu lapor kok ke Pak Airlangga. Kalau di antara kami ada komunikasi-komunikasi dengan pimpinan partai politik yang lain, tidak ada persoalan," ujarnya dalam siaran pers, Senin.
Lebih lanjut, Ahmad menegaskan, Golkar masih berkomitmen mengusulkan Airlangga Hartarto sebagai bakal cawapres Prabowo Subianto.
Laporan | : | Faisal |
Editor | : | Ruslan Amrullah |