Jumat, 24 Januari 2025 - 17:07 WIB
ilustrasi seblak (Foto: istimewa)
artikel.news, Karawang - Ribuan remaja putri di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, terdiagnosis mengalami anemia dengan variasi tingkat keparahan. Data dari dinas kesehatan disebutkan bahwa dari 33 ribu remaja putri di Karawang, sebanyak 8.861 di antaranya terkena anemia.
Dinas Kesehatan Karawang mengungkapkan bahwa banyak remaja putri lebih memilih untuk mengonsumsi jajanan seperti bakso dan seblak dibandingkan dengan makanan yang lebih bergizi.
Anemia sendiri merupakan kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah atau hemoglobin. Lantas, apakah benar bahwa seringnya mengonsumsi bakso dan seblak dapat menyebabkan anemia?
Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI, DR. dr. Meta Herdiana Hanindita, SpA(K), menerangkan bahwa kebanyakan remaja putri zaman sekarang sudah sadar pentingnya menjaga proporsi tubuh sehingga banyak dari mereka yang menjalani program diet. Tetapi, tak jarang ditemui pola diet yang kurang tepat sehingga masalah kesehatan termasuk anemia pun bisa muncul.
Menurut dr Meta, jajanan atau makanan seblak bisa jadi risiko penyebab anemia pada para remaja jika memang mereka tidak mengimbangi asupan hariannya dengan makanan yang sehat dan kaya nutrisi.
"Tergantung, karena remaja perempuan ini sudah mulai aware dengan body image, diet, maunya makan seblak tapi gak mau makan lain yang mengandung sumber zat besi lengkap. Ya bisa dikatakan salah satu faktor risikonya itu (seblak)," kata Meta dalam media briefing secara daring, Selasa 21 Januari 2025 lalu.
Kata dia, makan jajanan kaki lima seperti seblak diperbolehkan asal dalam jumlah yang terbatas dan masih diimbangi dengan konsumsi makanan sehat setiap hari.
Kendati demikian, menurut Meta kesalahan yang umumnya dilakukan oleh para remaja adalah mengutamakan rasa kenyang tanpa mempertimbangkan kandungan nutrisi yang masuk ke dalam tubuhnya.
"Tapi rasanya tidak fair kalau kita bilang anemia gara-gara seblak, nggak bisa sesimpel itu karena perlu dilihat dalam satu hari apa saja yang dimakan. Kalau gara-gara seblak itu jadi mengurangi makanan yang benar-benar diperlukan seperti protein hewani ya bisa-bisa aja," jelasnya.
Dijelaskammya lagi bahwa penyakit anemia sendiri sebenarnya bisa terjadi pada semua orang baik perempuan maupun laki-laki. Hanya saja, tingkat prevalensi pada perempuan terutama di usia remaja lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
Saat remaja, kata Meta, para perempuan ini juga mengalami fase menstruasi yang membuat hormon dalam tubuhnya tidak stabil hampir setiap bulan. Dalam masa-masa itu lah, mereka harus membiasakan makan makanan mengandung zat besi tinggi atau mengonsumsi tablet penambah darah.
"Pencegahannya pertama, mengedukasi, meningkatkan pengetahuan akan anemia dan edukasi bagaimana sumber protein hewani tetap penting dikonsumsi karena mengandung zat besi. Mengonsumsi makan dan minuman yang membantu penyerapan zat besi seperti buah dan sayur dan menghindari yang menghambat zat besi kayak teh dan kopi. Serta minum tablet penambah darah," paparnya.
Laporan | : | Nabilah Kurnia |
Editor | : | Ruslan Amrullah |