Kamis, 09 Maret 2023 - 22:28 WIB
Lee (39), pria asal Kuching, Malaysia, yang kehilangan uang dalam tabungan sebesar Rp3,4 miliar setelah menerima telepon selama 14 detik.(Foto: Facebook via World of Buzz)
Artikelnews, Kuching - Seorang pria asal Kota Kuching, Negara Bagian Serawak, Malaysia, kehilangan uang di tabungannya dalam jumlah yang cukup besar akibat kejadian tak disengaja.
Pria berusia 39 tahun yang diidentifikasi sebagai Lee, menjawab telepon tanpa nama selama 14 detik. Nahasnya, panggilan itu dilakukan oleh penipu. Tabungan sebesar RM 1 juta atau sekitar Rp3,4 miliar pun langsung amblas usai Lee menerima telepon itu.
Borneo Post Online melaporkan bahwa Lee masih tidak bisa menerima bahwa dia telah kehilangan RM 1 juta, uang yang dikumpulkannya sedikit demi sedikit sepanjang hidupnya.
Tragedi itu terjadi ketika penelepon berpura-pura adalah pegawai bank. Penipu itu meminta Lee memberikan kode one-time pass password atau OTP.
Mengetahui ada sesuatu yang tidak beres, Lee menutup telepon tanpa memberikan nomor OTP. Dia kemudian memutuskan untuk melihat akunnya.
Saat itulah dia menemukan uangnya sebesar RM 1 juta telah ditarik tanpa izin dari rekening tabungan banknya. Dia segera menelepon bank untuk mengajukan pengaduan dan membuat laporan polisi.
Dilansir dari Tempo.co, Kamis (9/3/2023), Lee adalah salah satu korban terbaru yang mencari bantuan dari Sarawak Democratic Action Party atau DAP, atas penipuan perbankan online.
Menurut Michael Kong, asisten khusus Ketua DAP Sarawak Chong Chieng Jen, uang itu ditransfer ke rekening yang disebut "Celcom Sdn Bhd" berdasarkan catatan transfer bank online Lee.
“Tidak ada OTP atau notifikasi yang dikirim ke Lee. Selain itu, jika seseorang menarik uang tunai RM 20.000 dari rekening banknya di konter, sebagian besar bank saat ini akan meminta pemegang rekening untuk mengisi formulir dan menjawab daftar pertanyaan yang membenarkan penarikan uang," ujar Michael Kong.
“Dia hanya menjawab panggilan telepon selama sekitar 14 detik, namun RM1 juta di rekening banknya benar-benar dicuri darinya. Jika penarikan bahkan RM 20.000 begitu merepotkan, bagaimana mungkin dua penarikan masing-masing RM 500.000 terjadi dalam hitungan menit?” sambungnya.
Kong mendesak pemerintah federal untuk mengambil tindakan segera untuk mengatasi masalah ini, karena khawatir akan terjadi lebih banyak kasus penipuan perbankan online. Kong juga meminta agar bank ikut bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penipuan ini.
Usai kejadian itu, menurut istri Lee, pihak bank segera mengembalikan uang milik suaminya yang hilang dalam sekejap.
Kepada The Borneo Post, dia mengatakan bahwa mereka sangat senang mendapatkan kembali uang tersebut. “Ya, kami sangat senang bahwa kami berhasil mendapatkan uang kami kembali.
“Kami menerima telepon dari kantor pusat bank di Kuala Lumpur yang memberi tahu suami saya bahwa uang kami telah dikembalikan ke rekening bank kami. Jadi, kami pergi ke cabang bank di sini untuk memeriksa dan melihat bahwa memang RM 1 juta milik kami sudah ada di rekening,” katanya.
Saat ditanya berapa banyak transaksi yang dilakukan ke rekeningnya, istri Lee mengatakan, uang itu ditransfer secara sekaligus dalam satu kali transaksi. Meski mengembalikan uangnya, Nyonya Lee mengatakan bahwa dia dan suaminya tidak mendapat penjelasan apapun dari pihak bank.
“Masih banyak pertanyaan yang muncul, karena bank tidak menjelaskan kepada kami bagaimana uang itu bisa dikembalikan dari rekening yang mencuri uang dari kami,” katanya.
Laporan | : | Supri |
Editor | : | Ruslan Amrullah |