Senin, 02 September 2024 - 16:37 WIB
Assami
Oleh : Alfian Muhammad
Aktivis Politik, Penulis Buku, dan Petani
SETIDAKNYA ada tiga syarat menjadi pemenang. Satu, menjadi calon. Dua, bekerja keras dan banyak berdoa. Tiga, banyak yang pilih. Jika ketiga syarat itu dipenuhi Insya Allah akan menang.
Assami telah memenuhi syarat pertama, menjadi calon di antara calon-calon yang akan ambil bagian dalam kontestasi politik Pilkada Polman 2024. Dua syarat lagi yang harus dikejar.
Proklamator kita pernah berujar: beri saya 10 pemuda akan saya pindahkan Gunung Himalaya. Kata-kata Soekarno itu adalah semangat dan kerja keras. Setelah 10 pemuda diberikan di situ akan terlihat apakah gunung sudah pindah atau tetap bertengger di tempatnya.
Yakinlah bahwa sampai saat ini cuma “Soekarno dan Hatta” yang mampu memindahkan gunung. “Ratulangi”, “Kaesiepo”, atau “Idham Chalid” jangan harap. Lebih-lebih “Pattimura” paling-paling bawaannya mau ngamuk.
DAHSYATNYA Aji Assul akan kembali diuji sebagai tokoh “bertangan emas”. Pemilhan Legislatif (Pileg) 2024 lalu terbukti Partai Golkar Polman mampu mengirim tiga caleg ke DPRD Provinsi Sulawesi Barat. Mereka adalah Usman Suhuriah, Fahri Putra, dan Masdar Mahmuddin. Secara elektoral, Golkar mendapatkan 46.022 suara di dua dapil Polman.
Sementara di DPRD Polman, Partai Golkar berhasil mendudukkan tujuh kadernya – mengalami penurunan pada Pileg sebelumnya. Di mana Golkar pada Pileg 2019 meraih delapan kursi dan menjadi ketua DPRD. Dari lima dapil yang ada Golkar mengumpulkan 45.432 suara. Tidak jauh berbeda dari perolehan suara yang diraih oleh caleg provinsinya.
Itu artinya, antara caleg kabupaten dan provinsi terjalin mutual benefit (saling menguntungkan). Sekali lagi, ini semua tidak terlepas dari kendali Aji Assul sebagai nakhoda Partai Golkar Polman.
Ini kerja cerdas partai. Militansi tim relawan pun patut diapresiasi. Mereka adalah pion-pion yang bergerak maju tanpa kenal mundur. Dalam relawan ada pula perwira-perwira yang leluasa bergerak diagonal, horizontal, bahkan melompat seperti kuda. Dalam permainan ini, Aji Assul dan Andi Sami bagai Mikail Tal, sang pesulap dari Riga.
Eits. Kekuatan Andi Sami dan keluarga lebih dahsyat lagi. Mereka adalah penguasa Polman selama 20 tahun. Andi Sami, sebagai birokrat, punya jabatan mentereng di pemerintahan yakni Kepala Dinas Pendidikan dan Pariwisata dan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. Jabatan pertama menakhodai seluruh guru sementara jabatan kedua memimpin seluruh kepala desa. Apa tidak paten!
Perpaduan Aji Assul dan Andi Nursami sangat klop. Kuat dan saling mengikat. Target 50% suara yang dipatok Aji Asssul dan Andi Nursami bukan perkara sulit. Semua bisa direbut. Cuma itu tadi. Kerja keras harus menyertai. Kalau tidak, semua hanya mimpi.
Ayo semua elemen partai, tim relawan, sukarelawan, pasrahwan, dan keluarga Andi Nursami bergandengan tangan mewujudkan mimpi ini. Semoga Tuhan yang mahakuasa meridhai perjuangan ini dan merahmati masyarakat Polewali Mandar!
Laporan | : | Alfian |
Editor | : | Ruslan Amrullah |