Ahad, 20 November 2022 - 18:26 WIB
Artikel.news, Majalengka - Seorang pemuda peternak kambing asal Majalengka, Jawa Barat, Mochamad Dimyati (27), sukses menggeluti bisnisnya dari awalnya berutang, kini bisa meraup untung berkisar Rp8 juta per bulan.
Lokasi peternakannya di Desa Buahkapas, Kecamatan Sindangwangi. Dimyati bercerita, bisnis kambing bisa membuatnya menjadi seorang yang dikenal sebagai juragan kambing di desanya.
Padahal, awalnya ia terjun di bisnis kambing hanya bermodalkan pinjaman atau yang ia sebut sebagai investor.
Saat masih sekolah di bangku SMA, pria kelahiran tahun 1995 itu, kerap membantu almarhum ayahnya bernama Salman untuk beternak kambing.
Saat itu, kambing yang dimiliki pun bukan jenis kambing etawa, melainkan jawarandu yang dari segi produksi susunya sedikit.
"Nah ketika saya kuliah di Jurusan Peternakan Unma, tepatnya di tahun 2019 saya mulai bisnis dengan usaha sendiri. Dari modal investor dengan nominal Rp 25 juta, saya ganti kambing jawarandu dengan kambing etawa 6-7 ekor ditambah buat kandang sendiri yang lebih layak," ujar Dimyati, dikutip dari Tribuncirebon.com, Ahad (20/11/2022).
Singkat cerita, hasil dari ilmu yang didapat di bangku kuliah, Dimyati mencoba mengembangkan peternakannya dengan membeli kambing impor, yakni kambing jenis saanen.
Kambing saanen sendiri adalah kambing yang berasal dari lembah Saanen, Swiss bagian barat.
Kambing jenis ini merupakan salah satu jenis kambing terbesar di Swiss dan penghasil susu kambing yang terkenal.
"Tapi ketika saya membeli pertama kali pada tahun 2020 atau setahun setelah saya mulai bisnis, kambing saanen yang saya beli datangnya dari Australia."
"Saat itu saya beli dengan harga Rp 6 juta seekornya," ucapnya.
Dari sini lah perkembangan peternakan Dimyati dimulai.
Dengan melakukan perkawinan silang kambing impornya dengan kambing etawa yang dimilikinya, Dimyati kini telah memiliki 48 ekor kambing di kandangnya.
Saat ini, kambing yang ada di kandangnya pun hanya kambing hasil perkawinan silang. Sementara, kambing etawa atau kambing lokalnya sudah semua dijual.
Selain itu, ada juga sebagian anakan kambing hasil perkawinan silangnya telah dijual oleh Dimyati dengan untung yang lumayan.
"Sebenarnya tujuan saya membeli kambing impor, untuk meningkatkan produksi susunya. Dari hasil perkawinan silang kambing dengan sekarang memiliki 4 kambing indukan, saya bisa menghasilkan 6 liter.Nah per liternya saya jual dengan harga Rp 40 ribu kepada konsumen langsung," jelasnya.
Kini keuntungan-keuntungan dari jerih payahnya membangun peternakan kambing perah pun, sudah dinikmati Dimyati.
Diketahui, Dimyati menghasilkan keuntungan bersih dari beternak kambing perah, sebanyak Rp8 juta per bulan.
Sehari ia mengeluarkan modal untuk membeli pakan sebanyak Rp85 ribu. Itu terdiri dari pakan konsentrat, dedak padi, dan ampas tahu.
"Nah keuntungan menjual susu kambing sebanyak 6 liter per hari sebanyak Rp200 ribu. Ya Alhamdulillah saya bisa meraup untung Rp8 juta per bulan. Belum lagi saya jual kambing anakan atau ketika musim kurban, penghasilannya makin lumayan," katanya.
Laporan | : | Supri |
Editor | : | Ruslan Amrullah |