Rabu, 12 Februari 2025 - 22:52 WIB
Ilustrasi tidur dalam keadaan terang.(Foto: Facebook Myworld)
Artikel.news, Makassar - Setiap orang pasti memiliki kebiaasaan yang berbeda-beda saat tidur. Ada yang suka tidur dengan kondisi kamar yang terang, ada pula yang baru bisa terlelap jika ruangannya gelap.
Ternyata, kebiasaan tidur ini bisa berpengaruh pada kesehatan. Dengan mematikan lampu atau dalam keadaan gelap memiliki banyak manfaat.
Dilansir dari Tribunnews.com, Rabu (12/2/2025), paparan cahaya dapat memengaruhi siklus tidur dan bangun yang ada di bagian circadian rhythm atau ritme sirkadian.
Ritme sirkadian adalah jam internal yang mengatur tubuh kita. Ritme ini memberi sinyal kapan tubuh bangun atau terjaga, dan kapan tubuh harus merasa lelah.
Cahaya merupakan gangguan eksternal terbesar yang memengaruhi waktu bangun dan tidur; jika terpapar pada waktu yang salah – misalnya, saat sebelum tidur – cahaya dapat mengganggu ritme sirkadian.
Di masa kini, gangguan cahaya itu mayoritas bersifat buatan/artifisial, bukan natural, seperti cahaya dari smartphone, tablet, laptop, dan TV.
Bahkan, mobil yang lewat atau lampu jalan di dekat jendela kamar dapat mengganggu dan menimbulkan gangguan.
Gangguan ritme sirkadian bukanlah satu-satunya cara tubuh kita terganggu oleh cahaya di malam hari.
Perlu diketahui, situasi gelap dapat merangsang kelenjar pineal yang terletak jauh di dalam otak untuk memproduksi melatonin, hormon turunan serotonin yang memicu rasa kantuk.
Paparan cahaya menghambat proses tersebut, sehingga menghalangi produksi melatonin dan membuat tidur nyenyak terganggu.
Paparan cahaya di malam hari (Lights at Night/LAN), sebelum dan selama tidur, ternyata berpotensi memengaruhi kesehatan fisik dan mental kita.
Pada tahun 2022, para peneliti spesialis kajian tidur di Feinberg School of Medicine, Universitas Northwestern menemukan bahwa paparan cahaya sekitar, bahkan dalam jumlah kecil, pada malam hari dapat membahayakan fungsi kardiovaskular saat tidur dan meningkatkan resistensi insulin keesokan paginya.
Studi tersebut menunjukkan bahwa paparan pencahayaan sedang dalam ruangan saat tidur dapat mengganggu regulasi glukosa dan kardiovaskular, bahkan meski cuma selama satu malam.
Cahaya di malam hari dapat menyebabkan peningkatan gejala insomnia dan depresi, menurut penelitian baru yang diterbitkan pada 2023.
Penelitian tersebut menekankan pentingnya mengurangi penggunaan gadget sebelum tidur untuk melindungi kesejahteraan mental.
Lebih lanjut lagi, ada korelasi antara LAN dan kondisi seperti insomnia, depresi, dan kecemasan, yang semuanya sangat dipengaruhi oleh ketidakseimbangan paparan cahaya.
Di antara peserta dalam studi ini, paparan cahaya malam yang berlebihan secara khusus menyebabkan peningkatan gejala sebesar 20 persen yang terkait dengan daftar gangguan kejiwaan tersebut.
Terlalu banyak paparan cahaya di malam hari dapat mengganggu tidur, merusak produksi melatonin, dan mengganggu ritme sirkadian tubuh yang masing-masing dikaitkan dengan depresi secara umum.
Laporan | : | Fadli |
Editor | : | Ruslan Amrullah |