Kamis, 23 Desember 2021 - 12:11 WIB
Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah IX Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara (Sultan Batara) memberikan Award Sistem Pembelajaran Daring (SPADA) Tahun 2021 kepada sejumlah Kampus dan Dosen terbaik, kegiatan tersebut di Hotel Claro Makassar, Rabu (22/12/2021) malam.
Artikel.news, Makassar - Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah IX Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara (Sultan Batara) memberikan Award Sistem Pembelajaran Daring (SPADA) Tahun 2021 kepada sejumlah Kampus dan Dosen terbaik, kegiatan tersebut di Hotel Claro Makassar, Rabu (22/12/2021) malam.
Kepala LLDikti wilayah IX, Prof. Dr Jasruddin mengatakan, apresiasi SPADA Award diberikan bagi perguruan tinggi dan dosen dalam menyelenggarakan pembelajaran daring, khususnya kepada perguruan tinggi dan dosen yang sudah terdaftar di SPADA Indonesia.
"SPADA Award 2021 ini, sebetulnya sistem pembelajaran yang menggunakan aplikasi elektronik yang dikembangkan oleh kementerian. Jadi, itulah standar pembelajaran daring yang diterapkan," kata Prof Jasruddin.
Mantan Direktur PPs UNM itu mengungkapkan perlu adanya support terhadap rekan-rekan di perguruan tinggi.
Apalagi pihaknya sudah upayakan secara maksimal melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi untuk mendukung perguruan tinggi utamanya dalam memberikan layanan melalui SPADA.
"Maka kita memberikan Award ini sebagai bentuk apresiasi kepada Kampus dan dosen yang telah mulai membiasakan dirinya memulai pembelajaran elektronik, pembelajaran dalam jaringan," jelasnya.
Dijelaskan, dari hasil Award ini nanti akan mampu memetakan perguruan tinggi mana yang sudah punya aplikasi learning manajemen sistem. Juga bisa memetakan dosen di perguruan tinggi mana yang sudah menggunakan learning manajemen sistem.
Dengan demikian pemerintah sekarang mendorong minimal PT memakai blending learning atau memadukan antara pembelajaran langsung dan pembelajaran tidak langsung. pembelajaran daring (dalam jaringan) dan pembelajaran luring (luar jaringan).
Oleh karena itu, pihaknya harus mendorong dosen dan perguruan tinggi untuk terbiasa menggunakan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi itu karena menjadi pembelajaran besar bagi kampus ketika terjadi pandemi covid-19 saat ini.
"Dosen perguruan tinggi dan mahasiswa kemarin-kemarin ada belum siap, tapi ternyata realitas dengan pandemi covid-19 semua orang bergerak dan terbukti kita bisa," tuturnya.
Pada LLDikti Award tahun 2020, Pembelajaran daring menjadi salah kriteria award karena pihaknya menggunakan data hasil asesmen Kemendikbud melalui proses Klasterisasi PTS.
"Berhubung tahun 2021 ini, Kemendikbudristek tidak merilis data klasterisasi, sehingga asesmen untuk kriteria pembelajaran daring kami lakukan secara mandiri, dan pemberian award juga tersendiri mengingat begitu penting dan strategisnya pembelajaran daring pada kondisi seperti saat ini," jelasnya.
Kategori Anugerah SPADA tahun ini kami bedakan antara perguruan tinggi dan dosen.
Kategori perguruan tinggi. Pihaknya menerima data dari 46 perguruan tinggi, namun dari 46 PT tersebut, ada beberapa PT yang mengirimkan username dan password yang tidak bisa digunakan sehingga tidak dapat melakukan asesmen.
Setelah dicoba mengakses, beberapa PT hanya mengirim dalam bentuk repository dan SIAKAD.
Dari 46 PT ini panitia Award Spada menyarinh mejadi 28 PT berdasarkan course terdaftar dan resources yang dirasiokan dengan jumlah prodi pada PDDikti.
28 PT tersebut pihaknya kembali menyaring sebanyak 13 PT berdasarkan user aktif yang dirasiokan dengan Jumlah dosen dan Mahasiswa PD-Dikti, lalu ke-13 PT tersebut selanjutnya dipilih masing-masing 3 PT.
Adapun kriteria perguruan tinggi yang diberikan Award Spada Tahun 2021 yakni
a. Perguruan Tinggi dengan Konten Pembelajaran Daring Terbaik: aspek penilaian yang menjadi pertimbangan: halaman deskripsi, identitas, capaian pembelajaran, deskripsi topik, bahan ajar (ppt/pdf, page, url), dll.
b. Perguruan Tinggu dengan Proses Pembelajaran Tinggi Terbaik: aspek penilaian yang menjadi pertimbangan, diantaranya ketersediaan forum diskusi/feedback, vicon, tugas, tes/quis, dll
c. Perguruang Tinggi dengan Civitas Akademima Teraktif dalam Pembelajaran Daring: aspek penilaian yang menjadi pertimbangan, diantaranya user aktif yang dirasiokan dengan Jumlah dosen dan Mahasiswa PD-Dikti
d. Perguruan Tinggi Sitem Layanan Terbaik
Pembelajaran Daring Terbaik: aspek penilaian yang menjadi pertimbangan, diantaranya platform, Interface, SOP & kebijakan dan agregator spada indonesia
e. Perguruan Tinggi Penyelenggara Pembelajaran Daering Terbaik: akumulasi dari semua aspek penilaian
Selementara untuk kategori dosen, terdapat tujuh indikator yang menjadi dasar penilaian, yaitu:
1. Peningkatan Kapasitas untuk desain dan penyelenggaraan pembelajaran daring
2. Diseminasi Pembelajaran daring (misalnya memberi pelatihan, seminar atau sosialisasi)
3. Melakukan riset/publikasi terkait pembelajaran daring
4. Menghasilkan produk terkait pembelajaran daring: paten, HKI, bahan ajar/modul/media digital dan mata kuliah daring
5. Mata kuliah digunakan untuk pertukaran mahasiswa, baik antar prodi dalam PT atau antar PT dan luar negeri
6. Mata kuliah yang diagregasi secara nasional dan internasional
7. Mendapatkan penghargaan terkait pembelajaran daring, baik internal PT, lokal, regional, nasional dan internasional
Dari ketujuh indikator tersebut ditentukan bobot masing-masing, dan melakukan asesmen satu persatu pada data 266 orang Dosen yang diterima.
Dari 266 orang tersebut 10 dosen terbaik dengan skor tertinggi, yaitu:
1. Rizal Bakri, S.Si., M.Si (STIEM Bongaya)
2. Febriansyah, S.Kom., M.T (Universitas Fajar)
3. Nurdiyanti, S.Pd., M.Pd. (Universitas Muhammadiyah Makassar)
4. Umar Mansyur, S.Pd., M.Pd. (Universitas Muslim Indonesia)
5. Dr. Dra. Munirah, M.Pd.( Universitas Muhammadiyah Makassar)
6. Dr.Syamsia, SP.,M.Si (Universitas Muhammadiyah Makassar)
7. Muh Ilham Bakhtiar, S.Pd M.Pd (STKIP Andi Matappa)
8. Yasmi, SE, M.Si, Ak, CA, CTA, ACPA (Universitas Fajar)
9. Dr. Ir. Nurdin, M.M (Universitas Muhammadiyah Makassar)
10. Sri Satriani,S.Pd., M.Pd. (Universitas Muhammadiyah Makassar).
Laporan | : | Jannah |
Editor | : | Ruslan Amrullah |